Jangan Cemas

Pernahkah kamu memikirkan sesuatu di masa depan yang belum tentu kamu dapatkan. Tapi seolah-olah kamu sudah dapatkan di hari ini. Apa yang kamu rasakan? Apakah semakin termotivasi atau malah terjebak khayalan semu. Jika seandainya esok tak akan pernah datang, masihkah kamu memikirkannya.

Salah satu perampok kebahagian dari diri seseorang adalah kecemasan pada masa depan. Semestinya rasa cemas hanyalah stimulus untuk terus berusaha melangkah. Tapi terkadang rasa itu membuat sebagian orang melangkah mundur.

Entah kenapa diri ini merasa bagian dari kelompok yang kedua. Menganggap rasa cemas adalah alasan untuk berhenti bermimpi. Sejatinya kami tidak tahu apa yang terjadi dimasa depan, namun kenapa kami soalah-olah hidup di masa depan. Paradoks yang selalu menghampiri disetiap problematika datang.

Mungkin inilah seni kehidupan, dimana misteri menjadi bagian yang melekat pada setiap orang. Bila tabir misteri ini tersingkap, bisa jadi kami tak pernah sanggup menyaksikannya. Jadi untuk apa bersedih.

Ambilah sebuah keputusan tanpa keraguan. Biarlah yang sirna itu lepas dari genggaman. Apabila kesirnaan itu merupakan bagian dari rezeki dan takdir kita, suatu saat hal itu akan kembali pada kita dalam rupa berbeda.

8 respons untuk ‘Jangan Cemas

  1. Idealnya kita bisa menyeimbangkan antara khauf (takut) dan roja’ (harapan). Maka kita akan terus termotivasi. Terlalu cemas bahaya, terlalu besar harapan juga bahaya. Seimbang lebih baik. (menurut saya 😊)

    Suka

  2. Tetap optimis. Bayangkalah sesuatu impian sukses berjaya dan bayangkan suksesnya. Kalau tak sukses itu hanya kesuksesan yang tertunda. Sebagai orang beragama yakin permintaan pada-NYA akan terkabul.

    Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.